Kamis, 27 Juni 2019

galau gajelas

demi apa joongki gugat cerai hye kyo.. dan gue sedih hampir nangis after stalking ig joongki dan foto weddingnya udah dihapus, foto mereka berdua udah dihapus   padahal d ig hye kyo masih ada.

padahal gue fansnya joongki oppa, dan setelah melihat ini gue kecewa dengan joongki. kenapa semua laki2 gampang meninggalkan, dan ga mikirin perasaan cewe nya. klo duda mah gampang cari lagi pasangan, klo cewe janda statusnya sangat merugikan dirinya di masyarakat, sedikit terhina, perasaan hancur dan membuka hati untuk yang lain akan susah. karena dibanding laki-laki, cinta yang dimiliki wanita itu lebih dalam. ugghh kasian song hye kyo. Klo.joongki batalin gugatan cerai pasti hye kyo mau menerima lagi, karena ladies butuh laki-laki yang menenangkan, memberi penjelasan dan bukan yang meninggalkan saat ada masalah.. semoga mereka gak jadi cerai. aku sedih for this news. please hati wanita itu lemah, jangan dihancurin donk oppa.

Minggu, 23 Juni 2019

life

i want to share about my view of life. but not now. . he😅.  2018 - 2019 is  one year that i feel so confuse about myself. i thought I become an alien, or a stranger 😵

Ini tentang menerima perbedaan... sudut pandang, point of view. Bukan tentang siapa paling benar, atau harusnya seperti apa yang terbaik, tapi tentang menerima kesalahan, kekurangan tanpa merasa paling baik atau sempurna. Tentang memaafkan orang lain dan memaafkan diri sendiri. ugghh😥


bla bla bla,, siapa peduli tulisan ini..😂
*terakhir kali bikin diari trus ketahuan dibaca sama mama pas SMP dan aku berhenti nulis.. wkwk. Padahal pas baca diari lama itu buat flasback sealai apa kehidupan dahulu kala. Kejadian penting yang bakalan dilupain pas dewasa jadi cerita lucu kalo dibaca ulang. Seperti ada anak laki -laki yang lebih muda dari aku (tapi katanya lahir th 1991 juga,, uggh confuse🤔😊) yang ngajakin foto bareng, anak pecicilan dan ternyata gedenya alai juga tapi baik hati. and i save the picture of us waktu lagi imut2 haha and always remember his name, karena aku pernah tulis a story about him. trus ada juga yg waktu kecil aku didorong atau terdorong oleh anak laki2 dan jatuh dari undakan yang tinggi banget trus pingsan dan sampai sekarang dia (udah bapak2 punya anak) kalo ketemu selalu baik (mungkin masih merasa bersalah) dan dari kecil juga selalu baik karena aku pernah tulis tentang dia. Dan dulu juga aku pernah dimarahin ibu-ibu dan aku tulis trus mama nanyain ibu-ibu itu. bikin curiga ternyata emang udah dari lama diary gue dibaca diam2 sama emak gue (efek dulu emak gue ibu rumah tangga yg emang dirumah aja). 

*dan aku nulis disini karena ga bisa dibaca mama kecuali ada yg ngadu👊
*dan bla bla bla  inti yg bertanda bintang ini cuma intermezzo bukan pembahasan yg sebenarnya.. maybe next time klo ada waktu i will share about my view of life yg sebenarnya, dari sudut pandang agama, ekonomi, politik, sosial budaya dan lain lain, uhukk😁 (sok pinter ehh sok tau)pffft
*nulis panjang2 gini buat persiapan mau hiatus dari dunia per medsos an..haha (klo ada yg kangen tapi ga bisa kontak gue, baca tulisan alai gue aje deh.. warganet : ga penting deh kamu😜 bye 😂 (gaje)

healthy food


Cemilan sehat ala JSR (jurus sehat Rasulullah) :
Buah (semangka + melon + kurma) + secuil garam himalaya + sedikit madu

i miss u, my kampung.. love love

Kalo ga salah ini SD nya mama aku dulu.. di jaman dahulu kala😅 (ini daerahnya kabupaten Padang Pariaman & foto diambil tahun 2018 kemarin ini habis lebaran).. 😊

(Flasback my childhood,, eheemm) Sewaktu kecil tiap diajakin mama pulang kampung, aku ga mau, dikampung ga ada apa-apa. Efek anak yang tinggal dipusat kota Batusangkar dekat sama pasar mau apa-apa gampang. Klo di kampung mau apa-apa jauh, pasar jauh. Tapi tiap mau balik ke Batusangkar setelah liburan di kampung nanti selalu ngambek ga mau balik, sampai-sampai nangis dan ketiduran sore-sorenya. trus bangun malamnya pas magrib ngelindur dikira udah subuh (nangis kenceng ga mau pulang ga mau pulang trus diketawain saudara dikampung, ini masih magrib bukan subuh, pulangnya besok koq bukan sekarang..hahha) Klo udah dewasa sekarang disuruh tinggal di kampung ga mau, di Batusangkar juga ga mau.. aku ga mau disana ga ada Mall..wkkwkwk


Ps: jadwal pulang kampung waktu dulu tuh cuma event pas lebaran , klo ga pas ada saudara yg 'baralek'. segitu malesnya pulkam..hahaha. padahal waktu kuliah dulu yang dibilang paling kampungan itu aku,, bukan karena penampilan yang kampungan ya, sorry eheemm🤓. Tapi karena tiap minggu pulkam,, kalau ada tanggal merah pulkam, 'hari takapik' pulkam..wkwkk (pulkam disini ternyata pulang ke Batusangkar tempat orang tua aku hahah, karena di kampus kalau ditanya asal daerah aku bilangnya Batusangkar bukan Pariaman (karena klo ditanyain apa-apa tentang Pariaman aku ora ngertos😂, palingan baru sekarang2 ini rada2 tau dikit daerah2nya (sorry to say..huhu). tapi yang pasti orang-orang di kampung aku tuh baik hati banget.. Proud

Jumat, 06 Januari 2012

FINAL STEP FEBRIKA YULIANTI


 Ujian Akhir Semester Komputer

langkah-langkah

  1. Export File epidata ke SPSS
    • Buka epidata
    • Klik export data pilih SPSS
    • Cari file data yang akan dieksport
    • Klik OK
    • Buka SPSS
    • Klik open
    • Buka Syntax
    • Pilih File data
    • Ctrl+A data yang ada di syntax
    • Klik icon Run All
    • Lakukan penamaan variabel dan value labels dengan menggunakan syntax

  1. Lakukan pembersihan data (cleaning data) terhadap file
    • Klik analyze
    • Pilih descriptive statistic
    • Pilih frequencies
    • Pilih variabel yang akan dilakukan cleaning data
Batasan yang digunakan :
·         BB : 37-85 kg
·         Sistol : 60-200 mmHg
·         Diastol : 60-180 mmHg
·         TB : 138 – 183 cm
·         Hb : 6,6-16,5 gr%
3.      Cara melakukan cleaning data jika ditemukan data yang missing yaitu :
·         Pilih data
·         Pilih sort cases
·         Pilih variabel yang akan dilakukan cleaning data
·         Pilih Ascending
·         Klik Ok
·         Lakukan pembersihan data terhadap file yang missing

Jumlah recore sebelumnya : 15896
Jumlah recore sesudah di cleaning : 15266
4.       Analisis univariat salah satu variabel pekerjaan ibu.
  1. Lakukan analisis univariate untuk semua variabel numeric yang ada dalam database (sekaligus)
Komentar : sebaran data normal dilihat dari kemiringan kurva
Komentar : sebaran data normal dilihat dari kemiringan kurva
Komentar : sebaran data normal dilihat dari kemiringan kurva
Komentar : sebaran data normal dilihat dari kemiringan kurva
Komentar : sebaran data normal dilihat dari kemiringan kurva
Komentar : seberan data normal dilihat dari kemiringan kurva



ANALISIS BIVARIAT
1.      Untuk mengetahui hubungan antara pendidikan dengan pekerjaan
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen  : Pendidikan
·                     Variabel Dependen     : Pekerjaan
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
Kategorik- Kategorik
4. Tentukan analisis sementara
5. Apabila terdapat variable numericè lakukan uji normality
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
 P = 0,000 èBerarti Ho ditolak
Ada perbedaan proporsi antara pendidikan dengan pekerjaan Berarti ada hubungan antara pendidikan dengan pekerjaan.
2.      Untuk mengetahui hubungan antara umur dengan kadar Hb.
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen  : Umur
·                     Variabel Dependen     : Kadar Hb
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
    Numerik - Numerik
4. Tentukan analisis sementara
5. Apabila terdapat variable numericè lakukan uji normality
Uji normality ada dan normal
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
 P = 0,894 è Berarti Ho diterima
Tidak Ada perbedaan proporsi antara umur dengan kadar Hb. Berarti tidak ada hubungan antara umur dengan kadar Hb.
3.      Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan kontrasepsi yang dipilih dalam ber-KB
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen  : Tingkat Pendidikan
·                     Variabel Dependen     : Kontrasepsi yang dipilih
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
    Kategorik-Kategorik
4. Tentukan analisis sementara
5. idak dilakukan uji Normality
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
 P = 0,973 berarti Ho diterima
Tidak Ada perbedaan proporsi antara tingkat pendidikan dengan kontrasepsi yang dipakai. Berarti Tidak ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kontrasepsi yang dipakai.
4.      Untuk mengetahui hubungan antara pernah atau tidak dapat tablet Fe dengan kadar Hb dalam darah ibu hamil
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen  : Pernah atau tidak mendapat tablet Fe
·                     Variabel Dependen     : Kadar Hb
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
    Kategorik-Numerik
4. Tentukan analisis sementara
5. idak dilakukan uji Normality
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
 P = 0,000 è Ho ditolak
Ada perbedaan proporsi antara pernah atau tidak mendapatkan tablet Fe dengan kadar Hb. Berarti ada hubungan antara pernah atau tidak mendapatkan tablet Fe dengan kadar Hb.

  1. Untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah (sistolik/diastolik) dengan golongan darah
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen  : Tekanan Darah (Sistolik)
·                     Variabel Dependen     : Golongan Darah
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
    Numerik-Kategorik
4. Tentukan analisis sementara
5. idak dilakukan uji Normality
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
 P = 0,001 è Berarti Ho ditolak
Ada perbedaan proporsi antara tekanan darah sistolik dengan golongan darah. Berarti ada hubungan antara tekanan darah sistolik dengan golongan darah.
  1. Untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah (sistolik/diastolik) dengan golongan darah
7 langkah ringkas Analisis Bivariate:
1. Identifikasi variable dalam tujuan penelitian dan tentukan hipotesis penelitian
·                     Variabel Independen  : Tekanan Darah (Dstolik)
·                     Variabel Dependen     : Golongan Darah
2. Identifikasi field dalam database
3. Tentukan karakteristik field (K/N)
    Numerik-Kategorik
4. Tentukan analisis sementara
5. idak dilakukan uji Normality
6. Rumuskan hipotesis pengujian pada CI 95%, uji, baca hasil dan interpretasikan hasil.
7. Bahas hasil
P = 0,000 è Berarti Ho ditolak
Ada perbedaan proporsi antara tekanan darah distolik dengan golongan darah. Berarti ada hubungan antara tekanan darah distolik dengan golongan darah.

Untuk lebih jelas dan lengkap...
klik disini

Sabtu, 31 Desember 2011

BRONKOPNEUMONIA PADA ANAK



Bronkopneumonia Pada Anak

bronkpneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang menyebar membentuk bercak-bercak infiltrat (konsolidasi) di alveolus - bronkeolus terminalis yang sebelumnya didahului oleh ISPA

Komplikasi yang dapat terjadi adalah empiema, otitis media akut. Komplikasi lain yang terjadi adalah atelektasis, emfisema, atau komplikasi seperti meningitis. Komplikasi tidak terjadi bila diberikan antibiotik secara tepat.
Patofisiologi Bronkhopneumonia :
  1. Bronkhopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder.
  2. Keadaan yang dapat menyebabkan bronchopneumonia adalah pertusis, morbili, penyakit lain yang disertai dengan infeksi saluran pernafasan atas, gizi buruk, paska bedah atau kondisi terminal.
Etiologi :
  1. Streptococcus.
  2. Staphylococcus.
  3. Pneumococcus.
  4. Hemovirus Influenza.
  5. Pseudomonas.
  6. Fungus.
  7. Basil colli.
Sehingga menimbulkan : 1. Reaksi radang pada bronchus dan alveolus dan sekitarnya. 2. Lumen bronkhiolus terisi eksudat dan sel epitel yang rusak. 3. Dinding bronkhiolus yang rusak mengalami fibrosis dan pelebaran. 4. Sebagian jaringan paru-paru mengalami etelektasis/kolaps alveoli, emfisema hal ini disebabkan karena menurunnya kapasitas fungsi paru dan penurunan produksi surfaktan.
Gejala Klinis : 1. Biasanya didahului infeksi saluran pernafasan bagian atas. Suhu dapat naik secara mendadak (38 – 40 ºC), dapat disertai kejang (karena demam tinggi). 2. Gejala khas : 1. Sianosis pada mulut dan hidung. 2. Sesak nafas, pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung. 3. Gelisah, cepat lelah. 3. Batuk mula-mula kering kemudian produktif. 4. Kadang-kadang muntah dan diare, anoreksia. 5. Pemeriksaan laboratorium = lekositosis. 6. Foto thorak = bercak infiltrate pada satu lobus/beberapa lobus.
Komplikasi : Bila tidak ditangani secara tepat akan menimbulkan: 1. Otitis media akut (OMA) terjadi bila tidak diobati, maka sputum yang berlebihan akan masuk ke dalam tuba eustachius, sehingga menghalangi masuknya udara ke telinga tengah dan mengakibatkan hampa udara, kemudian gendang telinga akan tertarik ke dalam dan timbul efusi. 2. Efusi pleura. 3. Emfisema. 4. Meningitis. 5. Abses otak. 6. Endokarditis. 7. Osteomielitis.
Penatalaksanaan : 1. Oksigen. 2. Cairan, kalori dan elektrolit à glukosa 10 % : NaCl 0,9 % = 3 : 1 ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml cairan infuse. 3. Obat-obatan : 1. Antibiotika à berdasarkan etiologi. 2. Kortikosteroid à bila banyak lender.
Prognosis : Dengan pemberian antibiotik yang tepat, mortalitas dapat menurun.

Asuhan Keperawatan pada Anak dengan Bronkopneumonia
Pengkajian Riwayat Kesehatan :
  1. Adanya riwayat infeksi saluran pernafasan sebelumnya/batuk, pilek, takhipnea, demam.
  2. Anoreksia, sukar menelan, muntah.
  3. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas, seperti ; morbili, pertusis, malnutrisi, imunosupresi.
  4. Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernafasan.
  5. Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernafasan cepat dan dangkal, gelisah, sianosis.
Pemeriksaan Fisik :
  1. Demam, takhipnea, sianosis, cuping hidung.
  2. Auskultasi paru adanya ronchi basah, stridor.
  3. Laboratorium lekositosis, AGD abnormal, LED meningkat.
  4. Roentgen dada abnormal (bercak konsolidasi yang tersebar pada kedua paru).
Faktor Psikososial/Perkembangan :
  1. Usia, tingkat perkembangan.
  2. Toleransi/kemampuan memahami tindakan.
  3. Koping.
  4. Pengalaman berpisah dengan keluarga/orang tua.
  5. Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya.
Pengetahuan Keluarga, Psikososial :
  1. Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit bronchopneumonia.
  2. Pengalaman keluarga dalam menangani penyakit saluran pernafasan.
  3. Kesiapan/kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya.
  4. Koping keluarga.
  5. Tingkat kecemasan.

Diagnosa Keperawatan
  1. Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peradangan, penumpukan secret.
  2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveolus.
  3. Berkurangnya volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, demam, takipnea.
  4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya kadar oksigen darah.
  5. Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan demam, dispnea, nyeri dada.
  6. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.
  7. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang perawatan anak setelah pulang dari rumah sakit.
  8. Kecemasan berhubungan dengan dampak hospitalisasi.

Intervensi Dx. : Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan peradangan, penumpukan secret.
Tujuan : Jalan nafas efektif, ventilasi paru adekuat dan tidak ada penumpukan secret.
Rencana tindakan :
  1. Monitor status respiratori setiap 2 jam, kaji adanya peningkatan status pernafasan dan bunyi nafas abnormal.
  2. Lakukan perkusi, vibrasi dan postural drainage setiap 4 – 6 jam.
  3. Beri therapy oksigen sesuai program.
  4. Bantu membatukkan sekresi/pengisapan lender.
  5. Beri posisi yang nyaman yang memudahkan pasien bernafas.
  6. Ciptakan lingkungan yang nyaman sehingga pasien dapat tidur tenang.
  7. Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status pernafasan.
  8. Beri minum yang cukup.
  9. Sediakan sputum untuk kultur/test sensitifitas.
  10. Kelolaa pemberian antibiotic dan obat lain sesuai program.

Dx. : Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membrane kapiler alveolus.
Tujuan : Pasien memperlihatkan perbaikan ventilasi, pertukaran gas secara optimal dan oksigenasi jaringan secara adekuat.
Rencana Tindakan :
  1. Observasi tingkat kesadaran, status pernafasan, tanda-tanda sianosis setiap 2 jam.
  2. Beri posisi fowler/semi fowler.
  3. Beri oksigen sesuai program.
  4. Monitor analisa gas darah.
  5. Ciptakan lingkungan yang tenang dan kenyamanan pasien.
  6. Cegah terjadinya kelelahan pada pasien.

Dx. : Berkurangnya volume cairan berhubungan dengan intake oral tidak adekuat, demam, takipnea.
Tujuan : Pasien akan mempertahankan cairan tubuh yang normal.
Rencana Tindakan :
  1. Catat intake dan out put cairan. Anjurkan ibu untuk tetaap memberi cairan peroral à hindari milk yang kental/minum yang dingin à merangsang batuk.
  2. Monitor keseimbangan cairan à membrane mukosa, turgor kulit, nadi cepat, kesadaran menurun, tanda-tyanda vital.
  3. Pertahankan keakuratan tetesan infuse sesuai program.
  4. Lakukan oral hygiene.

Dx. : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan menurunnya kadar oksigen darah.
Tujuan : Pasien dapat melakukan aktivitas sesuai kondisi.
Rencana Tindakan :
  1. Kaji toleransi fisik pasien.
  2. Bantu pasien dalam aktifitas dari kegiatan sehari-hari.
  3. Sediakan permainan yang sesuai usia pasien dengan aktivitas yang tidak mengeluarkan energi banyak à sesuaikan aktifitas dengan kondisinya.
  4. Beri O2 sesuai program.
  5. Beri pemenuhan kebutuhan energi.

Dx. : Perubahan rasa nyaman berhubungan dengan demam, dispnea, nyeri dada.
Tujuan : Pasien akan memperlihatkan sesak dan keluhan nyeri berkurang, dapat batuk efektif dan suhu normal.
Rencana Tindakan :
  1.  Cek suhu setiap 4 jam, jika suhu naik beri kompres dingin.
  2. Kelola pemberian antipiretik dan anlgesik serta antibiotic sesuai program.
  3. Bantu pasien pada posisi yang nyaman baginya.
  4. Bantu menekan dada pakai bantal saat batuk.
  5. Usahakan pasien dapat istirahat/tidur yang cukup.

Dx. : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi.
Tujuan : Suhu tubuh dalam batas normal.
Rencana Tindakan :
  1. Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam.
  2. Beri kompres dingin.
  3. Kelola pemberian antipiretik dan antibiotic.
  4. Beri minum peroral secara hati-hati, monitor keakuratan tetesan infuse.

Dx. : Kurangnya pengetahuan orang tua tentang perawatan anak setelah pulang dari rumah sakit.
Tujuan : Anak dapat beraktifitas secara normal dan orang tua tahu tahap-tahap yang harus diambil bila infeksi terjadi lagi.
Rencana Tindakan :
  1. Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang perawatan anak dengan bronchopneumonia.
  2. Bantu orang tua untuk mengembangkan rencana asuhan di rumah ; keseimbangan diit, istirahat dan aktifitas yang sesuai.
  3. Tekankan perlunya melindungi anak kontak dengan anak lain sampai dengan status RR kembali normal.
  4. Ajarkan pemberian antibiotic sesuai program.
  5. Ajarkan cara mendeteksi kambuhnya penyakit.
  6. Beritahu tempat yang harus dihubungi bila kambuh.
  7. Beri reinforcement untuk perilaku yang positif.

Dx. : Kecemasan berhubungan dengan dampak hospitalisasi.
Tujuan : Kecemasan teratasi.
Rencana Tindakan :
  1. Kaji tingkat kecemasan anak.
  2. Fasilitasi rasa aman dengan cara ibu berperan serta merawat anaknya.
  3. Dorong ibu untuk selalu mensupport anaknya dengan cara ibu selalu berada di dekat anaknya.
  4. Jelaskan dengan bahasa sederhana tentang tindakan yang dilakukan à tujuan, manfaat, bagaimana dia merasakannya.
  5. Beri reinforcement untuk perilaku yang positif.

Implementasi
Prinsip implementasi :
  1. Observasi status pernafasan seperti bunyi nafas dan frekuensi setiap 2 jam, lakukan fisioterapi dada setiap 4 – 6 jam dan lakukan pengeluaran secret melalui batuk atau pengisapan, beri O2 sesuai program.
  2. Observasi status hidrasi untuk mengetahui keseimbangan intake dan out put.
  3. Monitor suhu tubuh.
  4. Tingkatkan istirahat pasien dan aktifitas disesuaikan dengan kondisi pasien.
  5. Perlu partisipasi orang tua dalam merawat anaknya di RS.
  6. Beri pengetahuan pada orang tua tentang bagaimana merawat anaknya dengan bronchopneumonia.

Evaluasi
Hasil evaluasi yang ingin dicapai :
  1.   Jalan nafas efektif, fungsi pernafasan baik.
  2.   Analisa gas darah normal.

Tata laksana medis
  • Penisilin 50.000 U/kgBB/hari, ditambah dengan kloramfenikol 50-70 mg/kgBB/hari atau diberikan antibiotik yang mempunyai spectrum luas seperti ampisilin, pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.
  • Pemberian oksigen dengan cairan intravena, biasanya diperlukan campuran glucose 5%, dan NaCl 0,9% dalam perbandingan 3:1 ditambah larutan KCl 10mEq/500 ml/botol infuse.
  • Karena sebagian besar pasien jatuh ke dalam asidosis metabolik akibat kurang makan dan hipoksia, maka dapat diberikan koreksi sesuai dengan hasil analisis gas darah arteri.

Library:
Ngastiah. (2008). Perawatan anak sakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC Speirs, A.L. (1992). Pediatrics for nurses. (Terj. Dr, Sidhartani Zain). Semarang: IKIP Semarang Press.
http://mhs.blog.ui.ac.id/rani.setiani/2010/02/23/pneumonia-pada-anak/